Apa yang
pertamakali lewat di pikiran kalian ketika mendengar kata “pengkhianat”?
Orang yang jahat? Manis diluar tapi menusuk dari belakang? Musuh dalam selimut?
Orang yang jahat? Manis diluar tapi menusuk dari belakang? Musuh dalam selimut?
Secara umum,
kita menyebut seseorang pengkhianat ketika dia tidak lagi memihak atau berada
di pihak kita, dan memilih untuk “bergabung” dengan pihak yang berlawanan.
Atau, seorang pengkhianat adalah orang yang dulu diajak mengejar mimpinya
bersama, namun sekarang meninggalkan kita untuk mengejar mimpinya sendiri.
Well, seorang
pengkhianat memang identik dengan hal –hal yang jahat, busuk, dan lain
sebagainya. Tapi benarkah semua pengkhianat adalah orang yang jahat?
Coba
kita pikir sekali lagi.
Jangan dulu melihat apa yang telah mereka perbuat, lihat dari motivasi atau alasan mereka dalam melakukan “pengkhianatan” itu. Pernahkah kalian berpikir tentang hal itu?
Jangan dulu melihat apa yang telah mereka perbuat, lihat dari motivasi atau alasan mereka dalam melakukan “pengkhianatan” itu. Pernahkah kalian berpikir tentang hal itu?
Kita
ambil contoh tentang sepasang sahabat yang gemar menari. Mereka berdua punya
mimpi menjadi seorang penari professional, dan mencoba mewujudkannya bersama.
Sampai suatu ketika, seorang dari mereka mendapat tawaran untuk masuk sebuah
agensi namun tawaran itu hanya satu orang. Bila dia mengambil tawaran tersebut,
apakah dia termasuk seorang pengkhianat? Apa dia termasuk orang yang jahat
karena meninggalkan sahabatnya?
Contoh
lain, ada sebuah grup simpatisan sebuah partai yang memiliki banyak anggota.
Namun suatu hari, salah seorang anggota keluar, dan malah bergabung dengan
partai yang bersebrangan paham dengan partai yang sebelumnya. Apa dia seorang
pengkhianat yang jahat?
Entahlah
menurut kalian, tapi menurutku mereka BUKAN pengkhianat yang jahat.
Kalau
kalian katakan mereka egois, maka aku setuju. Tapi kalau untuk jahat, mereka
tidak jahat. Apa egois adalah sesuatu yang jahat? Ayolah. Saat semua orang bersifat individualis seperti sekarang, masihkah ada orang
yang tidak egois? Masihkah ada orang yang mementingkan urusan umum ketimbang
pribadi? Semua orang di dunia ini egois, mereka
hanya mengedepankan kepentingan bersama saat hal itu sama/sejalan dengan
kepentingan pribadi mereka, benar bukan?
Semua
orang berhak mencari dan berusaha menggapai mimpinya masing-masing. Dan
hubungan dengan seseorang bukanlah sesuatu yang pantas untuk menjadi penghalang
antara kita dan impian kita. Karena semua orang berhak bahagia. Jika kita terus
memikirkan orang lain, kita akan mulai mengabaikan diri sendiri.
Untuk
contoh yang kedua, aku bisa katakan kalau keputusannya untuk pergi sudah tepat.
Kenapa? Karena tidak ada gunanya memiliki anggota yang sudah berbeda paham
dengan kita. Tidak ada untungnya mempertahankan seseorang yang tak lagi sejalan
dengan kita. Hal itu hanya akan menimbulkan masalah yang lebih besar di
kemudian hari. Dan apabila kita mencoba mempertahankannya, bukankah kita yang
menjadi egois? Menahan seseorang yang ingin pergi, itu sangat egois. (Ironis
ya? Kkkkkk~)
Setelah
penjelasan yang cukup panjang ini, sebenarnya yang ingin aku sampaikan hanya
satu, jangan serta merta menyebut
seseorang pengkhianat tanpa alasan dan dasar yang kuat, karena kalian belum
tentu tahu apa yang telah membuatnya “mengkhianati” kalian.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar