Sabtu, 12 Juli 2014

Betrayer


Apa yang pertamakali lewat di pikiran kalian ketika mendengar kata “pengkhianat”?
Orang yang jahat? Manis diluar tapi menusuk dari belakang? Musuh dalam selimut?

Secara umum, kita menyebut seseorang pengkhianat ketika dia tidak lagi memihak atau berada di pihak kita, dan memilih untuk “bergabung” dengan pihak yang berlawanan. Atau, seorang pengkhianat adalah orang yang dulu diajak mengejar mimpinya bersama, namun sekarang meninggalkan kita untuk mengejar mimpinya sendiri.

Well, seorang pengkhianat memang identik dengan hal –hal yang jahat, busuk, dan lain sebagainya. Tapi benarkah semua pengkhianat adalah orang yang jahat?

Coba kita pikir sekali lagi.
Jangan dulu melihat apa yang telah mereka perbuat, lihat dari motivasi atau alasan mereka dalam melakukan “pengkhianatan” itu. Pernahkah kalian berpikir tentang hal itu?

Kita ambil contoh tentang sepasang sahabat yang gemar menari. Mereka berdua punya mimpi menjadi seorang penari professional, dan mencoba mewujudkannya bersama. Sampai suatu ketika, seorang dari mereka mendapat tawaran untuk masuk sebuah agensi namun tawaran itu hanya satu orang. Bila dia mengambil tawaran tersebut, apakah dia termasuk seorang pengkhianat? Apa dia termasuk orang yang jahat karena meninggalkan sahabatnya?

Contoh lain, ada sebuah grup simpatisan sebuah partai yang memiliki banyak anggota. Namun suatu hari, salah seorang anggota keluar, dan malah bergabung dengan partai yang bersebrangan paham dengan partai yang sebelumnya. Apa dia seorang pengkhianat yang jahat?

Entahlah menurut kalian, tapi menurutku mereka BUKAN pengkhianat yang jahat.

Kalau kalian katakan mereka egois, maka aku setuju. Tapi kalau untuk jahat, mereka tidak jahat. Apa egois adalah sesuatu yang jahat? Ayolah. Saat semua orang bersifat individualis seperti sekarang, masihkah ada orang yang tidak egois? Masihkah ada orang yang mementingkan urusan umum ketimbang pribadi? Semua orang di dunia ini egois, mereka hanya mengedepankan kepentingan bersama saat hal itu sama/sejalan dengan kepentingan pribadi mereka, benar bukan?

Semua orang berhak mencari dan berusaha menggapai mimpinya masing-masing. Dan hubungan dengan seseorang bukanlah sesuatu yang pantas untuk menjadi penghalang antara kita dan impian kita. Karena semua orang berhak bahagia. Jika kita terus memikirkan orang lain, kita akan mulai mengabaikan diri sendiri.

Untuk contoh yang kedua, aku bisa katakan kalau keputusannya untuk pergi sudah tepat. Kenapa? Karena tidak ada gunanya memiliki anggota yang sudah berbeda paham dengan kita. Tidak ada untungnya mempertahankan seseorang yang tak lagi sejalan dengan kita. Hal itu hanya akan menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. Dan apabila kita mencoba mempertahankannya, bukankah kita yang menjadi egois? Menahan seseorang yang ingin pergi, itu sangat egois. (Ironis ya? Kkkkkk~)

Setelah penjelasan yang cukup panjang ini, sebenarnya yang ingin aku sampaikan hanya satu, jangan serta merta menyebut seseorang pengkhianat tanpa alasan dan dasar yang kuat, karena kalian belum tentu tahu apa yang telah membuatnya “mengkhianati” kalian.


Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar