Jumat, 02 Mei 2014

Dampak Penggunaan Smartphone dan Media Sosial Dikalangan Remaja



Saat remaja adalah masa transisi perubahan sikap dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan, tak pelak saat usia ini remaja sering terjebak dan salah arah dalam melangkah. Selain itu, kadang di usia remaja kita sering terjerumus dalam kebebasan dan bahkan tenggelam di dalamnya. Pada usia remaja pun keingintahuan kita akan bertambah, termasuk dalam peranan teknologi.

Dewasa ini, para remaja mulai menggunakan teknologi dalam berbagai hal. Hal ini membuat penggunaan berbagai alat komunikasi yang canggih seperti smartphone di kalangan remaja, bukanlah hal yang aneh. Padahal apabila ditilik lebih lanjut, penggunaan smartphone dikalangan remaja tidaklah tepat sasaran.
Pada dasarnya, smartphone didesain untuk memudahkan seseorang yang harus beraktifitas dengan cepat ditengah sempitnya waktu dan padatnya rutinitas yang mereka miliki. Namun, para remaja sepertinya belum memerlukan teknologi seperti itu. Sebagian besar remaja pengguna smartphone belum siap menggunakan fungsi smartphone dengan tepat.  

Kebanyakan dari mereka, menggunakan smartphone hanya karena gengsi dengan teman-temannya yang sudah terlebih dahulu menggunakan smartphone, padahal mereka sebenarnya belum terlalu membutuhkan fitur-fitur dalam smartphone tersebut.
Mereka menggunakan smartphone sepanjang hari hanya untuk chatting tidak karuan, membicarakan hal yang tidak penting, menggunakan waktu belajarnya untuk membalas chat yang tidak penting. Hal ini menjadi semakin memprihatinkan, ketika para remaja sibuk dengan orang-orang yang jauh dan acuh dengan orang sekitar. Jika dibiarkan terus menerus, tentu saja hal ini akan memberikan dampak yang negatif pada proses belajar mereka.

Smartphone yang digunakan tidak hanya untuk berkomunikasi atau chatting saja, tetapi juga sudah meluas hingga penggunaan media sosial pada kalangan pelajar. Sebut saja, Friendster dan Facebook – yang sudah mulai ditinggalkan – kemudian ada Twitter, Instagram, Path, dan masih banyak yang lain. Media sosial tersebut mempunyai kemungkinan untuk memperluas jaringan pertemanan, mengunggah foto yang menarik, atau menceritakan hal-hal atau aktivitas yang sedang dilakukannya. Hal ini menjadi perhatian kita bersama, media sosial pada handphone memberikan pengaruh yang sangat luar biasa. 

Namun, pada remaja masa kini, penggunaan media sosial kadang kurang tepat. Hal-hal berikut yang biasanya dilakukan remaja pada media sosialnya.
  1. Media Sosial digunakan untuk hura-hura. 
    Seperti biasanya, pada usia remaja pun kita masih sering ada sikap anak-anak. Itulah yang membuat biasanya mereka menggunakan media sosial untuk bersenang-senang seperti untuk berkenalan dengan teman yang belum dikenal, hanya untuk eksis, dan juga ingin mencoba-coba hal baru.
  2. Media Sosial sebagai media curhat. 
    Di saat remaja merasa bahwa dirinya tidak kuat untuk membendung perasaan dan juga ingin mencurahkan perasaan itu, media sosial-lah adalah salah satu tempat yang dituju. Di media itulah umumnya remaja mencurahkan isi hatinya tentang apa yang ia hadapi sekarang tentang permasalahan dirinya.
  3. Media Sosial sebagai tempat pelampiasan emosi.
    Sering kita mendapati adanya status-status yang berisikan umpatan atau luapan kemarahan dari seeorang. Selain itu, kadang sebuah status yang berisi sindiran, akan dibalas oleh yang merasa tersindir, dan menimbulkan perang kata-kata di media sosial. Kejadian semacam ini, biasanya terjadi karena kurangnya kontrol diri dan pengendalian diri pada remaja.


Banyak pengaruh-pengaruh yang tidak baik di dunia maya jika tidak bisa memanfaatkan media sosial dengan baik. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang ada pada teknologi smartphone banyak keuntungannya tetapi menyesatkan jika kita tidak pintar-pintar untuk melihat sisi positifnya.

Fenomena tersebut  nyata di sekitar kita. Perkembangan teknologi memang sangatlah baik, namun alangkah lebih baik kita gunakan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhan kita, agar kita tidak terombang-ambing mengikuti tren saja sehingga tujuan yang awalnya baik berubah menjadi buruk karena kita menggunakannya secara tidak tepat.


Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar